Selasa, 11 Agustus 2020

MAKNA DAN TUJUAN PALUKATAN ATAU MELUKAT

Melukat tentunya merupakan suatu hal yang sangat baik, namun akan jauh lebih baik jika disertai mengetahui makna dan tujuan dari Melukat itu sendiri. Rendahnya pengetahuan seseorang akan arti dan makna Pelukatan (Melukat), sering sekali dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu, dan bahkan terjadi komersialisasi terhadap Pelukatan itu sendiri. Adanya iming-iming dengan Melukat disini bisa menjadi seperti ini..., dan melukat disana bisa menjadi seperti itu..., yang acap kali belum tentu sepenuhnya benar. Begitu mudahnya umat diperdaya dengan iming-iming tersebut, tidak dapat dipungkiri banyak terjadi komersialisasi Pelukatan. Apa sebenarnya tujuan Melukat? Jika dalam pemahaman Anda bahwa Melukat dapat menghilangkan kekotoran batin, maka hal itu tidak sepenuhnya benar. Kekotoran batin bersumber pada pikiran negatif yang tentunya mengakibatkan perilaku yang negatif, dalam konteks ini Melukat bukan serta merta akan menghilangkan kekotoran batin sehabis Melukat.

Rabu, 05 Agustus 2020

MEJAUMAN BUKAN MEPAMIT UNTUK MEMUTUSKAN HUBUNGAN DENGAN LELUHUR DAN KELUARGA


Mejauman merupakan rangkaian dari pernikahan (pawiwahan) adat Hindu Bali yang sarat dengan makna. Namun Mejauman belakangan ini telah mengalami pergeseran makna menjadi Mepamit.

Istilah Mepamit telah benar-benar merancukan makna dari Mejauman. Kerancuan yang paling parah adalah ada beberapa kalangan yang benar-benar memutuskan hubungan pengantin predhana (biasanya perempuan) dengan keluarga maupun dengan leluhurnya.

Hal itu biasanya terjadi akibat pihak keluarga pengantin purusha (biasanya laki-laki) menganggap dirinya memiliki kedudukan atau derajat yang lebih tinggi dari pihak keluarga pengantin pradhana. Mejauman diubah menjadi Mepamit, dan semenjak proses Mepamit tersebut pengantin pradhana tidak lagi diizinkan sembahyang di Merajan bajangnya dan tidak dibolehkan lagi nyumbah kepada orang tuanya.

Ada lagi yang paling extreme, ketika prosesi Mejauman atau yang dirancukan menjadi Mepamit tersebut, pengantin purusha tidak mau ikut sembahyang di Merajan pengantin pradhana akibat terlalu fanatik terhadap kedudukan atau derajatnya. Padahal dihadapan Tuhan tidak ada istilah tinggi rendah derajat atau kedudukan, semua yang terlahir ke dunia adalah sama, sama-sama lahir telanjang dan memiliki tujuan yang sama yaitu membayar hutang Karma.

Sebenarnya apa makna dari Mejauman?

Minggu, 02 Agustus 2020

TATACARA DAN TEKNIK MENYUARAKAN GENTA ATAU BAJRA BESERTA MANTRAM DAN ARTINYA



Genta atau Bajra mungkin sudah tidak asing lagi khususnya bagi umat Hindu di Bali, Dimana Genta atau Bajra sering dilihat dipakai oleh Sulinggih (Pandita) dan Pemangku (Pinandita) ketika memimpin sebuah pelaksanaan upacara yadnya.

Sebenarnya apa fungsi Genta atau Bajra dalam sebuah upacara yadnya?

Yang diutamakan dari penggunaan Genta atau Bajra sebagai pengiring upacara yadnya adalah getaran magis spiritualnya, kuat dan lemahnya getaran magis spiritual yang ditimbulkan tergantung dari tingkat kesucian dan kekuatan batin dari orang yang membunyikannya.

Tentunya Genta atau Bajra yang dipakai ketika pelaksanaan upacara yadnya sudah melalui proses sakralisasi, di Plaspas dan di Pasupati.