Kamis, 12 April 2012

KANDA PAT - Cara Mendekatkan Diri Dengan KANDAPAT

Om Swastyastu,

Kanda Pat adalah Empat Teman: Kanda = teman, Pat = empat, yaitu kekuatan-kekuatan Hyang Widhi yang selalu menyertai roh (Atman) manusia sejak embrio sampai meninggal dunia mencapai Nirwana. Menurut Kitab Suci Lontar Tutur Panus Karma, nama-nama Kanda Pat berubah-ubah menurut keadaan/ usia manusia:

Usia Manusia
Kanda 1
Kanda 2
Kanda 3
Kanda 4
KANDA PAT RARE
Embrio
Karen
Bra
Angdian
Lembana
Kandungan 20 Hari
Anta
Prata
Kala
Dengen
Kandungan 40 Hari
Ari-ari
Lumas
Getih
Yeh-nyom
Lahir, Tali Pusar Putus
Mekair
Salabir
Mokair
Selair
KANDA PAT BHUTA
Bayi Bisa Bersuara
Anggapati
Prajapati
Banaspati
Banaspati Raja
KANDA PAT SARI
14 Tahun
Sidasakti
Sidarasa
Maskuina
Aji Putra Petak
Bercucu
Podgala
Kroda
Sari
Yasren
KANDA PAT ATMA
Meninggal Dunia
Suratman
Jogormanik
Mahakala
Dorakala
KANDA PAT DEWA
Manunggal ( Moksa )
Siwa
Sadasiwa
Paramasiwa
Suniasiwa

Bentuk-bentuk kandapat yang dapat dilihat dan diraba secara nyata adalah ari-ari, lamas, getih, dan yeh-nyom. Setelah mereka dikuburkan (segera setelah bayi lahir) maka perubahan selanjutnya adalah abstrak (tak berwujud) namun dapat dirasakan oleh manusia yang kekuatan bathinnya terpelihara.


Bagan di atas dapat juga dibaca terbalik dengan pengertian sebagai berikut:
Hyang Widhi mewujudkan diri menjadi empat manifestasi, kemudian keempatnya itu, yaitu:
1. Hyang Siwa selanjutnya mewujudkan dirinya menjadi ari-ari
2. Hyang Sadasiwa mewujudkan diri sebagai lamas
3. Hyang Paramasiwa mewujudkan diri menjadi getih
4. Hyang Suniasiwa mewujudkan diri menjadi Yeh-nyom.

Keempat teman yang abstrak ini menyertai terus sampai manusia mati dan rohnya menghadap ke Hyang Widhi. Mereka juga menjaga dan melindungi roh, serta mencatat sejauh mana atman (roh) terpengaruh oleh indria keduniawian. Semua pengalaman hidup di record oleh Sang Suratman yang dahulu berbentuk ari-ari. Inilah catatan subha dan asubha karma yang menjadi penilaian dan pertimbangan kesucian roh untuk menentukan tercapainya moksa (bersatunya atman-brahman) ataukah samsara (menjelma kembali). Kandapat ada dalam diri/ tubuh manusia, namun ketika tidur, kandapat keluar dari tubuh. Maka mereka perlu dibuatkan pelinggih berupa “pelangkiran” di kamar tidur, tempat bersemayamnya kanda pat ketika kita tidur pulas.

Kandapat namanya selalu berubah sesuai dengan pertumbuhan manusia, karena pengaruh Panca Indria kepada Roh/ Atma juga berubah-ubah. Jadi nama yang berubah untuk memberi batasan pada masing-masing tingkat kekuatan pengaruh panca indria sejalan dengan pertumbuhan manusia. Panca Indria dapat menyebabkan keterikatan atman oleh karena itu atman perlu dilindungi. Yang bisa membantu manusia melindungi dirinya dari godaan panca indria adalah Kandapat.

Jika jalinan/ hubungan manusia dengan Kandapat terhambat atau bahkan tidak ada hubungan sama sekali (“tusing pati rungu”) maka perlindungan Kandapat-pun berkurang atau tidak ada. Seperti lagunya Bimbo saja: …”Engkau dekat, Aku dekat, engkau jauh, Aku jauh”… begitu kira-kira logikanya. Orang-orang kebathinan biasanya mulai dengan menguatkan Kandapatnya ini dengan cara selalu ingat dan membagi suka/ duka dengannya. Jika sudah dekat, Kandapat bisa jadi guru dan penuntun karena pada hakekatnya Kandapat itu juga Manifestasi Hyang Widhi.

Kandapat adalah manifestasi Brahman (Hyang Widhi) yang Esa; jadi ia akan selalu ada dan selalu sama pada penjelmaan-penjelmaan manusia berikutnya.

Beberapa cara mendekatkan diri (roh dalam diri) dengan Kandapat :
1.
Membuat pelangkiran dari kayu di atas tempat tidur, sebagai stana Kandapat, sedangkan Kandapat diwujudkan dalam bentuk daksina lingga, yakni sebuah daksina yang dibungkus dengan kain putih/kuning. Kemudian dihaturi banten tegteg-daksina-peras-ajuman (pejati) dan setiap bulan purnama dibaharui/diganti, daksina lingganya tidak perlu diganti (biarkan selamanya di situ)
2.
Setiap hari dihaturi banten saiban/jotan
3.
Setiap mau meninggalkan rumah pamit ke Kandapat dan pulangnya membawa oleh-oleh makanan/kuwe, dll. sekedarnya saja, tanda ingat.
4.
Setiap mau tidur sembahyang, seraya memohon Kandapat menjaga kita selama tidur.
5.
Permohonan lain dapat juga diajukan di Kandapat itu.
6.
Kalau gajian/mendapat hasil uang, dihaturkan dahulu di situ, biarkan semalam, keesokan harinya baru ‘dilungsur’ (tapi hati-hati pada pencuri, artinya pintu kamar dikunci)

Om Santih, Santih, Santih, Om

Sekian dulu ya, semoga artikel ini berguna buat Anda. jangan lupa kunjungi terus TUTORIAL & LIFESTYLE, dan dapatkan Update artikel terbaru kami.

10 komentar:

  1. astyng kare .denan ada nya .kande pat .mudah 2 kita .brjalan di .jalan yng lurus .

    BalasHapus
  2. Trmkasih sudah mau berbagi ilmu yg sgt bermanfaat ini..

    BalasHapus
  3. sukseme Bli,artikel bermanfaat sekali ...

    BalasHapus
  4. APA ADA PENJELASAN KAMNDA PAT LEBIH LANJUT

    BalasHapus
  5. BAGUS SEBAGAI BAHAN RENUNGAN AGAR KITA INGAT DENGAN JAti DIRI KITA

    BalasHapus
  6. Terima kasih atas bimbingannya,ini sebagai pelajaran saya untuk selalu ingat jati diri

    BalasHapus
  7. Kak kata pmn sy cara mmbngnkan kandapat itu dgn cara smbhyg pas di sandikala dan tepuk pundak lalu ucapkan "bli muspe dumun" bnr atau tidak

    BalasHapus
  8. Mksdny cara memanggil kandapat saat smbhyg dan katanya sampai 9 hari kandapat bisa dekat dgn kita

    BalasHapus
  9. Terima kasih atas kesediaannya berbagi. saya sangat suka semoga dapat saya jalankan sebagaimana mestinya suksme

    BalasHapus
  10. kalau pengamalan kanda pat Sari dan Dewa.. yg mana unsur kekuatan yg dipuja adalah "Dewa Ya". boleh saja menstanakan dg banten sesuai kajian sastranya.
    tapi kalau tingkat pemahaman masih sebatas Kanda Pat Buta ataupun nyama, saran tyang jangan dulu asal menstanakan dg pelangkiran seperti pemaparan diatas.. krn yg namanya Bhuta/Detya tidak benar dijadikan Tuan yg disembah2 oleh manusia. Namun jika yg dijadikan acuan sastra adalah KP Sari atau KP Dewa.. yg mana pembahasannya adalah tentang Sang Hyang Panca Maha Bhuta dan Dewa-Dewi dg sgl unsurnya, Sah2 saja, knp? krn pantas kita memuja dewa... (ampua kirang langkungne semeton)

    BalasHapus