Kamis, 19 April 2012

Ubi Cilembu – Umbi Si Madu

Ubi Cilembu' adalah kultivar ubi jalar merupakan ras lokal asal Kecamatan Pamulihan, Sumedang, Jawa Barat. Ubi jalar ini populer di kalangan konsumen semenjak tahun 1990-an.

Ubi Cilembu lebih istimewa daripada umbi biasanya karena umbi ini bila dioven akan mengeluarkan sejenis cairan lengket gula madu yang manis rasanya. Karena itu, umbi Cilembu disebut juga dengan umbi si madu. Bila umbi pada umumnya juga manis, rasa manis umbi Cilembu ini lebih manis dan lengket dengan gula madu. Rasa manis ini membuat tenaga ekstra bagi orang yang mengkonsumsinya.

Ubi ini tidak cocok untuk digoreng, karena kandungan gulanya yang tinggi membuat ubi ini sangat mudah “gosong”, dan juga tidak cocok untuk direbus, karena aroma dari “madu” nya akan berkurang, bahkan hilang. Pada umumnya produk ubi Cilembu diperdagangkan dalam bentuk ubi bakar selain diolah dalam bentuk kripik, tape, dodol, keremes, selai, saus, tepung, aneka kue, mie, dan sirup. Ubi Cilembu memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena rasa yang khas, manis seperti madu dan legit, struktur dagingnya kenyal dan menarik sehingga sangat digemari oleh pelaku usaha tani dan konsumen.


Selain rasa yang sangat manis, warna daging ubi juga cukup menarik dimana kulit dan daging ubi berwarna krem kemerahan diwaktu mentah dan berwarna kuning bila dimasak dan bentuk ubi panjang berurat. Bentuknya panjang dan kulitnya tak mulus karena ada urat-urat panjang yang menonjol. Ketika dipanggang, dibakar, atau dioven, dari kulitnya yang berwarna gading akan muncul lelehan-lelahan seperti madu.

Ubi Cilembu memiliki kandungan vitamin A 7.100 IU (international unit). Suatu jumlah yang cukup tinggi untuk perbaikan gizi bagi mereka yang kekurangan vitamin A. Padahal, umbi-umbian jenis lain, kandungan vitamin A-nya hanya berada pada angka 0,001-0,69 mg per 100 gram. Selain vitamin A yang tinggi, juga mengandung kalsium hingga 46 mg per 100 gram, vitamin B-1 0,08 mg, vitamin B-2 0,05 mg dan niacin 0,9 mg, serta vitamin C 20 mg.

Ubi Cilembu memiliki potensi ekspor ke berbagai negara. Jepang misalnya, membutuhkan lebih dari 5.000 ton ubi cilembu per bulan. Potensi lain yakni ke Malaysia, Singapura, dan Hongkong. Namun kendalanya yakni, seleksi yang amat ketat.

jika terkena jamur dan hama, baru terlihat rusak dari luar karena gangguan tersebut saja ubi sudah ditolak. Bila ekspor ubi diterima, harganya bisa jauh lebih tinggi daripada dijual secara lokal. Harga ubi mentah di dalam negeri sekitar Rp 6.000 per kilogram (kg). Di supermarket-supermarket di Jepang harganya mencapai Rp 75.000 per kg.

Solusi berbagai gangguan pada ubi cilembu tengah diupayakan melalui penelitian yang dilakukan Universitas Padjadjaran (Unpad). Penelitian diharapkan menghasilkan ubi dengan masa budidaya lebih singkat, bentuk yang menarik, dan produktivitas tinggi.

Sekian dulu ya, semoga artikel ini berguna buat Anda. jangan lupa kunjungi terus TUTORIAL & LIFESTYLE, dan dapatkan Update artikel terbaru kami.

1 komentar: