DAKSINA – Cara Membuat Daksina Beserta Makna

Daksina disebut Juga "YadnyaPatni" yang artinya sakti daripada yadnya, sebagai perwujudan atau pertapakan Ida Sang Hyang Widhi. Dalam lontar Yadnya Prakerti disebutkan bahwa Daksina melambangkan Hyang Guru/Hyang Tunggal yang merupakan manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi sebagai penguasa alam semesta, jadi dapat dikatakan bahwa Daksina merupakan simbul dari Ida Ssang Hyang Widhi Wasa berserta segala manifestasinya. Daksina terdisi dari 13 bagian yang disatukan menjadi satu kesatuan, ke-13 bagian tersebut merupakan simbul-simbul suci Ida Sang Hyang Widhi. Ke-13 bagian tersebut tertuang di dalam puja/mantram sebagai berikut: "Om Ngastuti Pakulun Sang Hyang Siwa, Sadha Siwa, Parama Siwa mekadi Sang Hyang Tri Purusha, sira Sang Hyang Akasa, Sang Hyang Ibu Pertiwi, Sang Hyang Surya, Candra, Lintang Teranggana mekadi Sang Hyang Trio Dasa Saksi". Dari ke-13 unsur dari Daksina dan terkait dengan puja/mantram tersebut yaitu Trio Dasa Saksi (13 saksi), maka sesungguhnya tersirat salah satu fungsi dari Daksina merupakan sebuah simbul perwujudan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai upasaksi. Sebagai salah satu contoh kecil, di dalam Pejati terdapat Peras, Sodan dan Daksina. Pejati sendiri adalah salah satu bentuk persembahan suci yang berfungsi untuk menunjukkan kesungguhan atau ke-jati-an. Fungsi Daksina di dalam Pejati tersebut merupakan simbul perwujudan Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai bentuk upasaksi dari kesungguhan atau ke-jati-an itu sendiri. Daksina itu kecil-kecil cabe rawit, bentuknya kecil tapi memiliki makna yang sangat besar. Daksina biasanya selalu menyertai setiap Upakara/Banten dari yang terkecil sampai Upakara/Banten terbesar. Adapun bagian-bagian dari Daksina adalah sebagai berikut:

1. Bebedog/Bedongan/Srembeng/Wakul/Srobong: terbuat dari daun kelapa yang terdiri dari alas bawah yang merupakan simbul Bhumi sebagai cerminan dari Sang Hyang Ibu Pertiwi, dan pinggiran melingkar tanpa tepi yang melambangkan simbul hukum RTA (Hukum Abadi Tuhan). 2. Tampak Dara: dibuat dari dua potongan janur lalu dijahit sehinga membentuk tanda tambah. Tampak Dara adalah simbul Swastika yang melambangkan keseimbangan alam baik Bhuwana Agung (makrokosmos) maupun Bhuwana Alit (mikrokosmos), selain itu juga merupakan pencerminan rwa bhineda. 3. Beras: banyaknya beras yang dipakai adalah segenggam (amusti) yang merupakan simbul udara sebagai cerminan dari Sang Hyang Bayu. 4. Buah Pangi: merupakan simbul sarwa pala bungkah yang melambangkan pradhana/kebendaan merupakan pencerminan Sang Hyang Boma. 5. Gegantusan: terbuat dari kacang-kacangan, bumbu-bumbuan, garam dan ikan teri yang dibungkus dengan kraras/daun pisang tua adalah simbul sad rasa dan merupakan pencerminan Dewa Kemakmuran. 6. Papeselan: yang terbuat dari lima jenis dedaunan yang diikat menjadi satu adalah simbul tumbuh-tumbuhan yang mencerminkan Sang Hyang Sangkara. 7. Buah Kelapa: merupakan simbul Matahari dengan dewanya Sang Hyang Surya, di dalam Tri Purusa kelapa mencerminkan Sang Hyang Sadha Siwa. 8. Benang Tetebus: merupakan simbul awan yang mencerminkan Sang Hyang Akasa. 9. Telor Itik/Bebek: merupakan simbul Bulan (Candra), di dalam Tri Purusha mencerminkan Sang Hyang Siwa. 10. Buah Kemiri/Tingkih: merupakan simbul bintang disebut juga Nata/Lintang Teranggana, di dalam Tri Purusha Mencerminkan Sang Hyang Parama Siwa. 11. Porosan: terbuat dari daun sirih melambangkan Wisnu, kapur/pamor melambangkan Siwa dan pinang melambangkan Brahma, dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan, porosan merupakan lambang pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Tri Murti. 12. Uang Kepeng/Jinah Bolong: merupakan simbul Windu Sunia yang mencerminkan Sang Hyang Sangkan Paran, dimana dalam bahasa jawa kuna Sangkan memiliki arti asal-muasal dan Paran memiliki arti tujuan, jadi Sang Hyang Sangkan Paran dapat diartikan Beliau yang menjadi asal-muasal dan juga menjadi tujuan pada akhirnya. 13. Canang Sari: merupakan simbul sundaram/keindahan yang mencerminkan Dewata Nawa Sanga. Demikianlah 13 bagian-bagian dari Daksina yang wajib ada ketika membuat Daksina karena masing-masing bagian tersebut memiliki makna tersendiri. Sebelum merangkai atau membuat Daksina, sebaiknya kita klasifikasikan bagian-bagian tersebut menjadi 2 bagian untuk mempermudah merangkai Daksina tersebut. Bagian bawah: Bebedog/Bedongan/Srembeng/Wakul/Srobong, Tampak Dara, Beras, Buah Pangi, Pepesel dan Gegantusan. Bagian atas: Buah Kelapa, Benang Tetebus, Telor Itik/Bebek, Buah Kemiri/Tingkih, Porosan, Uang Kepeng dan Canang Sari. Untuk proses merangkai Daksina dapat dilihat secara details pada video. Salam Rahayu.

1 komentar:

  1. Terima kasih dengan artikel2 yang mencerahkan. Pelihara dan update terus blog ini.

    BalasHapus