Senin, 12 Maret 2012

Upacara Melasti, Tawur Agung Kesangan dan Pawai Ogoh-Ogoh dalam rangka menyambut Nyepi


UMAT Hindu akan merayakan hari raya Nyepi tahun Saka 1934 pada 23 Maret 2012. Nah, untuk menyambut hari raya tersebut serangkaian acara pun digelar. Seperti : Upacara Melasti dan Tawur Agung Kesanga

Upacara Melasti dilakukan dua atau tiga hari sebelum hari raya Nyepi, Pada hari itu, umat Hindu berduyun-duyun membawa segala sarana persembahyangan yang ada di Pura. Tak ketinggalan membawa sesaji untuk diarak menuju laut atau danau. Laut dan danau adalah sumber air suci yang bisa menyucikan segala kotoran dalam diri manusia dan alam.
Sehari sebelum hari raya Nyepi, umat Hindu melaksanakan Tawur Agung Kesanga, upacara Buta Yadnya dengan jenis caru atau sesaji di segala tingkatan masyarakat. Mulai dari masing-masing keluarga, banjar, desa, kecamatan dan seterusnya.

Makna dari Tawur atau Pecaruan adalah untuk menyucikan bumi beserta isinya dari segala kekotoran atau penyucian mikrocosmos dan makrocosmos. Upacara Tawur ditandai dengan menyebarkan nasi tawur, mengobor-obori rumah. Plus seluruh pekarangan serta memukul benda yang biasanya berbentuk kentongan bambu sampai bersuara ramai.
Upacara Tawur Kesanga..Tujuannya, mengusir kejahatan dan kotoran dari lingkungan sekitar. Pada saat Tawur, biasanya dimeriahkan dengan pawai Ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh merupakan perwujudan Buta Kala atau simbol kejahatan yang diarak keliling lingkungan dan kemudian dibakar. Maknanya, membakar segala kejahatan atau kebatilan di muka bumi. Di Bali, upacara Tawur Agung Kesanga Berpusat di Pura Besakih, dan untuk di Denpasar berpusat di lapangan Puputan Badung.

Setelah rangkaian Nyepi usai, umat Hindu menghentikan segala aktifitas pas hari raya Nyepi. Mereka melakukan Catur Brata Penyepian. Yaitu : 
  • Amati Geni atau tidak menyalakan api yang memiliki makna mengendalikan hawa nafsu, marah dan dengki.
  • Amati karya, tidak bekerja lantaran untuk intropeksi.
  • Amati Lelungan, tidak bepergian yang mempunyai arti mengendalikan hura-hura.
  • Amati Lelanguan, tidak mendengarkan hiburan.
Semua bertujuan agar umat Hindu memiliki kesiapan jasmani dan rohani menghadapi setiap tantangan kehidupan dalam memasuki tahun baru. Keesokan harinya mereka melakukan Ngembak Geni yang ditandai dengan saling maaf memaafkan.

Sekian dulu ya, semoga artikel ini berguna buat Anda. jangan lupa kunjungi terus TUTORIAL & LIFESTYLE, dan dapatkan Update artikel terbaru kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar