Ngiring! demikianlah sering kita dengar di masyarakat belakangan ini, apakah ada yang salah dengan kata Ngiring? TENTU TIDAK! namun Ngiring menjadi Fenomena baru saat ini, dimana banyak orang yang katanya Ngiring.
Sesungguhnya Ngiring sangatlah baik, terlebih Ngiring dan menjadi Pemangku di sebuah Pura, dalam artian orang tersebut akan ngayah selantang tuwuh di Pura dan melayani umat dalam hal keagamaan di Pura tersebut.
Namun belakangan banyak didapatkan orang Ngiring tidak jelas dan disertai ngelinggihang di sebuah Kamar Suci yang dibuat di rumahnya, hampir semua Bhatara-Bhatara dituntun dan kalinggihang di Kamar Suci tersebut.
Ternyata fenomena Ngiring tersebut adalah salah satu dampak dari matuwunan atau meluasin, karena alasan tertentu seseorang biasanya matuwunan atau meluasin, hasil dari matuwunan atau meluasin tersebut dikatakan orang tersebut harus Ngiring. Apakah salah jika dikatakan harus ngiring? TENTU TIDAK dan sah sah saja!
Selain itu banyak juga orang Ngiring karena ikut suatu ajaran sepiritual dan oleh Sang Guru dikatakan orang tersebut harus Ngiring, ini yang BERBAHAYA! Karena ini sejenis Ngiring MLM, dimana fungsinya tiada lain adalah agar Sang Guru mendapatkan pengakuan, semakin banyak pengikut semakin besar pengakuan akan kehebatan Sang Guru.
Ada juga orang Ngiring katanya karena mendapat pawisik atau bisikan gaib, disini biasanya rancu antara pawisik dengan keinginan hati. Sebab tidak semudah itu orang mendapatkan pawisik, sering sekali keinginan hati yang dianggap pawisik dan pada akhirnya memaksakan kehendak, kesana kemari mencari Guru yang pada akhirnya terjerumus pada Ngiring MLM.
Ketika terjadi bahasa Ngiring apa yang harus dilakukan? Sebaiknya tanyakanlah ke beberapa tempat matuwunan atau meluasin, minimal 3 tempat dan jika ketiganya muncul hasil yang sama yaitu harus Ngiring maka dapat dipercayai harus Ngiring.
Jangan sampai baru bertanya di satu tempat sudah langsung percaya, apalagi sekarang jamannya spiritual MLM, dimana Sang Guru mencari pengikut untuk mencari pengakuan. Dengan mendapatkan banyak pengikut semakin banyak yang mengatakan Sang Guru sakti dan semakin banyak mulut yang menceritakan diluar dan semakin banyak ... selanjutnya.
Ternyata yang terjadi kebanyakan di masyarakat, ketika dirinya dikaitkan dengan hal-hal mistik dan magis, yang bersangkutan langsung meng-IYA-kan, langsung sepaham, ada juga yang sangat senang, bahkan ada yang langsung bertindak mencari segala hal yang berhubungan dengan Ngiring yang akan dilakoninya. Walaupun tidak semua seperti itu, sebab ada juga yang ketakutan ketika mendengar bahasa Ngiring dikaitkat dengan dirinya.
Apakah harus takut dengan Ngiring? TENTU TIDAK! Jika memang hasil matuwunan atau meluasin di beberapa tempat (minimal 3 tempat) mengatakan harus Ngiring, maka cukup meng-IYA-kan bahwa siap untuk Ngiring.
Setelah menyanggupi untuk Ngiring apa yang harus dilakukan? Dalam hal ini tidak perlu melakukan apa-apa! Cukup katakan dengan tulus dan ikhlas kesediaan untuk Ngiring dan kalau memang benar harus Ngiring, mohonkan petunjuk ke sesuhunan yang harus di Iring dengan tulus iklas.
Contoh: Om Ngastuti Pakulun Paduka Bhatara sane pingit ring tityang, tityang sumanggem jagi ngiring, nanging icen tityang pemargi sane becik.
Dengan demikian, jika memang benar harus Ngiring, maka akan ditunjukkan jalan secara perlahan. Tidak usah dikejar kesana kemari mencari Guru dan kesaktian, sebab akan tiba waktu yang tepat dikemudian hari dan akan indah pada waktunya, yang terpenting adalah jalankan aktifitas seperti biasa.
Banyak kejadian yang menjadi fenomena di masyarakat, ketika dibilang harus Ngiring, selanjutnya orang tersebut kejar kesana kemari kesaktian dan mencari benda-benda berhala untuk memenuhi persyaratan Ngiring tersebut. Nangkil ke Pura-Pura setiap hari sampai lupa kewajiban terhadap keluarga dan lupa harus bekerja untuk menghidupi keluarga, dan yang paling extreme adalah semua Bhatara dituntun dan kalinggihang di Kamar Suci.
Padahal ketika sudah menyanggupi saja sudah cukup, dan biarkan sesuatu hal yang berhubungan dengan Ngiring tersebut mendekat secara sendirinya dan itulah yang disebut Kepingit.
Ingatlah ketika sudah nuntun dan ngelinggihang maka itu bukan hal yang main-main, bahkan konsekwensinya akan ditanggung oleh anak cucu kelak, bukan orang yang nuntun dan ngelinggihang saja.
Hal yang sering terjadi ketika sudah nuntun dan ngelinggihang di Kamar Suci, yang bersangkutan rajin sembahyang di Kamar Suci tersebut, mungkin dengan maksud mengasah kesaktian dan akhirnya lupa dengan keberadaan Merajan di pekarangan rumahnya, dan lupa bersembahyang di Merajan.
Ada juga ketika sudah Ngiring dan ngelinggihang di Kamar Suci menganggap dirinya paling suci dan tidak boleh inilah..., tidak boleh itulah..., dan akhirnya lupa bahwa hidup perlu bermasyarakat.
Ngiring merupakan suatu hal yang seharusnya religius dan bukan sembarang orang dapat melakoninya. Janganlah mengejar hal-hal seperti ini kalau memang bukan garis tangan kita. Hidup seperti layaknya kebanyakan orang akan jauh lebih nikmat, hidup bermasyarakat, ingat kewajiban terhadap keluarga dan rajin bersembahyang di Merajan dengan tulus ikhlas, niscaya akan membawa kepada suatu ketentraman lahir dan batin.
Salam Rahayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar